Saturday, October 16, 2010

Seluk-Beluk/Asal-Muasal South Korean Antis-Fans Part 2

Namun, bukan hanya hal itu saja yang unik bagi Korea. Mungkin memang Korea secara umum adalah masyarakat yang sangat intense, namun orang-orang intense/bersemangat ada dimana saja di dunia ini. Namun faktor berikut ini adalah faktor yang memang unik bagi Korea : Korea adalah negara yang memiliki tingkat saling keterhubungan yang sangat, sangat tinggi dalam setiap bagian kata yang ada.

Mari kita berandai-andai bahwa kamu adalah seorang yang sangat-sangat bersemangat untuk membenci Lady Gaga, untuk alasan apapun. Bagaimana kau bisa menumpahkan kebencianmu kepada Lady Gaga? Besar kemungkinan, kamu bahkan tidak berada di radius 500 mil (804,7 km-red) dari Lady Gaga. Dan besar kemungkinan bahwa kamu bahkan tidak mengenal seseorang yang mengenal seseorang yang lain yang benar-benar secara personal mengenal Lady Gaga. Dan besar kemungkinan bahwa kamu juga tidak berada sangat dekat dengan sesama pembenci Lady Gaga.

Semua kondisi tersebut sebaliknya justru terjadi di Korea. Pertama, Korea secara fisik saling terhubung. Korea adalah negara dengan jumlah penduduk 50 juta, dimana 20 juta-nya berkumpul di daerah ibukota Seoul. Segala sesuatunya yang penting – politik, budaya, finansial, dan lainnya – berada di Seoul, dan ini juga berarti semua orang penting berada di Korea. Angkutan umum sudah dibangun dengan begitu baiknya, sampai-sampai anak berusia 14 tahun tanpa mobil dapat mengunjungi setiap sudut kota ini seorang diri.

Korea juga terhubung secara relasi. Di Korea, jika kamu masuk kedalam sebuah kelompok, kamu diharapkan untuk bersahabat dengan siapapun di kelompok tersebut. Bukan berarti inilah yang selalu terjadi, namun umumnya hal inilah yang sering terjadi. Untuk setiap tingkatan sekolah yang kamu hadiri ( dan bahkan untuk setiap tingkatan kelas yang kamu hadiri ), sering sekali diadakan reuni. Untuk setiap pekerjaan yang kamu lakukan, ada acara makan malam bersama orang-orang satu departemen, ini sering kali terjadi, biasanya bersifat sukarela, namun tidak pada prakteknya. Acara makan malam seperti itu bertujuan untuk membangun ikatan hubungan yang personal. Secara singkatnya, ini berarti tanpa perlu berusaha terlalu keras, biasanya orang Korea mengenal satu sama lain dalam tingkat yang personal.

Dan akhirnya, Korea saling terhubung secara virtual. Korea adalah salah satu negara yang sudah lebih dahulu mengadopsi Internet berkecepatan tinggi – setiap interaksi yang menarik antara Internet dan masyarakat Amerika sudah lebih dahulu terjadi 5 tahun lalu di Korea, contoh : jaringan sosial/social networking, pemberitaan politik melalui Internet, isu privasi, dll ). Internet di Korea berjalan dengan kecepatan yang menakjubkan. Smartphone tersebar dimana-mana. Dan hampir setiap orang mengerti bagaimana cara menggunakan dan menyalahgunakan Internet. Anti-fans dapat dikelola melalui Internet, dan dengan demikian mereka dapat meningkatkan level kebencian mereka dengan berdialog secara langsung dan bahkan dengan singkat menjadwalkan pertemuan massa di lokasi tertentu dimana si selebritis berada, dan semua ini dilakukan secara instan.

Ketiga faktor ini berkombinasi menciptakan sebuah efek sinergi yang cukup dahsyat dimana tidak seorang selebritis pun yang terlepas dari jangkauan publik. Misalkan, ada seorang selebriti X, seorang yang tampan berusia di akhir 20tahunan. Anti-fan Y membenci X untuk alasan apapun. Jika X dan Y ada di Amerika, hanya hal kecil yang mungkin dapat Y lakukan terhadap X. X mungkin tinggal di Los Angeles atau New York. Dan hanya sedikit informasi mengenai X yang dapat diketahui oleh Y.

Namun di Korea, hal ini benar-benar berbeda. Y dapat bergabung dengan situs anti-fan X, dan dengan bergabung dengan orang yang berpikiran sama, kebencian Y terhadap X akan tetap berkobar, karena Y berbicara dengan orang lain yang juga sama-sama membenci X. Dan mungkin ada orang lain yang tahu bagaimana X tumbuh menjadi dewasa, dan mengetahui detail terkecil informasi personal mengenai X, dan menceritakannya ke Internet. Y membaca cerita ini, dan memutarbalikkannya menjadi kebohongan yang secara personal merusak imej X, menyebarluaskannya lagi melalui Internet. Y juga bisa berkoordinasi dengan anggota lain di situs anti-fan X, dan tingkat kebohongan ini dapat menjadi semakin parah, dan dapat dimodifikasi sedemikian rupa untuk membuat cerita tersebut lebih kredibel.

Jika motif Y lebih berbahaya, Y dapat mencari tahu dimana si X berada saat itu, karena situs anti-fan dapat mengatur anggota mereka untuk mengenali dimana si X berada. Jadi X dan Y mungkin berada dalam radius 30 mil (48,3 km-red), dan kemungkinan mereka berada di Seoul – yang berarti Y dapat pergi ke tempat dimana si X berada dengan angkutan umum berbiaya kurang dari 2 dollar. Dan dari sana, tinggal langkah kecil bagi Y untuk menawarkan kaleng soda yang sudah diracuni kepada X.

Hal yang sama seperti ini juga terjadi di belahan lain di dunia ini. Baru-baru ini, Wall Street Journal memuat artikel mengenai bagaimana fans Liverpool F.C mengemukakan protes dan kebencian mereka kepada pemilik tim. Fans Liverpool memang lebih terorganisir ketimbang kelompok anti-fan manapun di Korea, dan hal ini menyebar sampai keluar Inggris. Dan taktik mereka pun sama – artikel tersebut menceritakan bagaimana mereka mengenali target kebencian mereka di jalan, mempostingnya di Internet, dan beberapa orang lain yang suka menyakiti secara fisik objek kebencian mereka datang di sekitar daerah tersebut untuk menjalankan niatnya. Namun di Korea, batasan fisikal untuk melakukan hal sedemikian cukup rendah.

sumber artikel : ask a korean
sumber gambar : 1 - 2 - 3 - 4
kredit : lime @ omonatheydidnt
terjemahan Indonesia : altins @ KI
take with full credits

No comments:

Post a Comment